Apakah maksud dari timbulnya perasaan nikmat dalam beberapa kondisi spritual namun kemudian perasaan itu lenyap?
Guru Mulia Habib Umar bin Hafidz menjawab:
Hal seperti itu adalah wajar bagi tabiat manusia. Perasaan nikmat yang muncul itu insyaAllah sebagai tanda bagi seseorang bahwa ia memiliki ikatan dengan kebaikan.
Hal seperti itu adalah wajar bagi tabiat manusia. Perasaan nikmat yang muncul itu insyaAllah sebagai tanda bagi seseorang bahwa ia memiliki ikatan dengan kebaikan.
Jika perasaan seperti ini muncul, maka ia akan berpengaruh bagi hati dan menjadikan manusia merasakan sesuatu yang asing baginya, lalu tidak lama perasaan itu hilang. Bukti bahwa pengalaman itu bukanlah kebaikan yang di ulur-ulur oleh Allah adalah apabila saat perasaan itu lenyap darinya, ia mencari perasaan itu dan menjadikannya sebagai ikhtiar untuk mendapatkan hakikat kedekatan bersama Tuhan. perasaaan seperti itu akan datang dan pergi hingga kondii spritualnya menjadi siap dan hubungan antara dia dan Tuhannya menjadi jernih. Barulah setelah itu perasaan tersebut akan menetap dalam dirinya.
Jika perasaan itu menetap dalam dirinya, maka akan datang padanya perasaan nikmat yang kedua yang diatas itu(rasanya), lalu akan lenyap pula nikmat kedua itu darinya. Jika dia kembali mencarinya hingga siap menerima nikmat kedua tersebut, maka nikmat itu akan menetap pula di dirinya. Kemudian sebelum ia sadari, akan datang lagi yang ketiga yang lebih baik dari yang kedua, lalu akan hilang pula. Jika ia kembali mencari nikmat ketiga itu hingga siap menerimanya, maka nikmat itu akan menetap di dirinya. Begitulah, ia tak akan menydari hingga datang yang ke empat yang lebih baik dari sebelumnya, dan hal itu akan datang teru menerus tak ada habisnya.
Allahuma sholi 'ala sayidina Muhammad nabiyil umiyi wa 'ala 'alihi wa shohbihi wa salim
silahkan tag dan share